#KafeCinta |
Tuesday, May 21, 2013
#KafeCinta
Wednesday, May 15, 2013
Segala Tentangmu (feat. @iwps_)
Ada hati yang kini mulai retak.
Ingin mengungkapkan, namun kepada siapa?
Bukankah memang ia tak pernah nyata?
Sang terkasih yang hanya bisa kumiliki sebagian saja.
Bahkan ia tak pernah menganggapku ada.
Hanya kepada rasa iba aku bertaruh demi serpihan hati yang telah berserakan.
Kepada kamu, yang menjadikan derita kian terasa.
Kepada kamu, pujaan hati yang pantas untuk dinanti.
Ini aku yang telah menjadi budakmu.
Kau tahu?
Mengejarmu tak semudah menyayat nadi ini hingga ada luka.
Namun, kehilanganmu jauh lebih pedih.
Bantulah aku sedikit saja.
Aku sadar hati ini hanya setengah dalam raga dan kamu pemilik sebagian lagi.
Dan jantungku adalah pusat segala tentangmu.
Memompa namamu dan perasaan dalam tiap nadiku.
:')
Thursday, May 2, 2013
Perempuan Dalam Mimpi [Episode 2]
(Lanjutan dari episode-1)
"Kamu mengenalku?"
"Tidak."
"Tapi, sepertinya aku mengenalmu. Bahkan sebelum kita bertemu di kafe ini kemarin."
"Mungkin kamu salah orang. Maaf, aku harus pergi."
Sama seperti kemarin, wanita itu langsung beranjak pergi dari kursinya.
Wanita yang sama, tempat yang sama dan penolakkan yang sama. Dejavu, mungkin itu kata yang tepat.
Belum selesai aku merenung dalam lamunan tanpa ujung, kudengar suara rem berdecit sangat keras. Suara itu membuatku terkejut dan lamunanku buyar seketika.
Aku menolehkan kepala ke arah jalan raya yang tampak seperti lautan manusia. Mereka berbondong-bondong menghampiri sesosok tubuh yang tergeletak di tengah jalan.
Kulihat darah segar di sekitar bajunya, sepertinya seorang wanita baru saja tertabrak mobil.
Tunggu, sepertinya aku mengenalnya. Itu... itu wanita yang tadi aku ajak bicara. Ya, wanita yang ada di dalam mimpiku.
Tanpa pikir panjang, aku segera berlari menghampiri kerumunan itu. Membelah lautan manusia yang tercengang melihat kondisi sang wanita.
Aku berhenti tepat di samping mayatnya, ingin muntah, namun aku menahan sekuat tenaga. Wanita itu tewas di tempat dengan tubuh penuh darah dan beberapa tulang patah. Sangat mengerikan.
Baru saja aku membalikkan badan untuk berjalan kembali menuju kafe, tiba-tiba aku merasakan cengkraman di kaki kananku. Seseorang mencengkramnya dengan kuat, sangat kuat sampai aku tak mampu menggerakannya ke depan.
Kuputar pandanganku, melihat ke belakang. Berusaha menghardik orang yang mengganggu langkahku. Namun, aku terpaku. Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang kulihat. Mataku terbelalak lebar, tubuhku bergetar, seketika keringat dingin mengucur di keningku. Wanita yang tertabrak - dan seharusnya sudah tewas di tempat - itu memandangku dengan mata merah beserta wajah penuh darah, tangannya menggenggam kaki kananku dengan sangat kuat. Padahal, lengannya bengkok akibat tulang yang patah. Dengan posisi terkapar, dia seperti bangkit dari kematiannya.
"GARA-GARA KAMU!" Pekiknya dengan suara yang serak dan berat. Tampak wajah penuh amarah dan penuh darah.
"KAMU!!! GARA-GARA KAMU!!!" Ulangnya dengan suara yang lebih keras dan membuatku merinding.
"Tidak! Bukan aku! TIDAK!!!" Aku berteriak sangat kencang karena ketakutan. Sampai akhirnya aku terbangun dari tidurku. Aku terduduk di atas kasurku dan meyadari semua hanya sebuah mimpi.
Aku memandang kamarku yang gelap, melihat ke arah jam di meja kecil yang terletak di samping kasurku. Masih pukul 03.47. Aku menghembuskan napasku perlahan, mengatur iramanya. Keringatku bercucuran, tubuhku terasa sangat lelah.
"Dia lagi, wanita itu muncul lagi dalam mimpiku. Namun, kali ini sangat menyeramkan." Gumamku.
(bersambung ke episode 3)