Tuesday, May 21, 2013

#KafeCinta

Selamat malam...

Akhirnya ada niatan untuk nulis lagi di blog ini selain tentang puisi ataupun cerpen. Oke, malam ini gue pingin ngomongin buku perdana gue yang sudah terbit selama satu bulan ini. YAP! Buku itu berjudul #KafeCinta

*tepuk tangan*

Di antara begitu banyak penulis baru, gue bangga bisa nulis dan akhirnya buku ini terbit juga. Setidaknya ini hasil jerih payah gue setelah sempat gagal dan hampir menyerah saat menulis dulu. Beberapa orang yang sudah beli buku gue pasti tahu gimana kegagalan dan usaha gue nulis buku ini, sedangkan yang belum beli pasti nggak tahu gimana sulitnya menjadi seorang penulis dan menghasilkan karya. Semua gue jelasin secara singkat di kata pengantar buku #KafeCinta ini.

Mulai dari pre-order sampai akhirnya buku ini ada di Gramedia dan Toko buku Gunung Agung, gue merasa bangga karena beberapa orang puas telah membacanya. Selain itu, ada juga beberapa kritik yang tentu saja harus gue terima. Kritik dan pujian adalah motivasi gue dalam menjalani profesi baru gue ini, sangat menyenangkan karena begitu besar perhatian orang lain atas karya yang telah kita hasilkan.

Dan gue disini bermaksud berterimakasih sebesar-besarnya pada semua orang yang sudah membeli buku #KafeCinta, tanpa kalian karya gue enggak berarti apa-apa. Semoga kita bisa berjumpa di kota-kota kalian suatu hari nanti, aamiin.

Btw, gue sekarang lagi proses nulis 2 buku baru nih, tunggu akhir tahun ini ya!
Buat yang belum beli buku gue, jangan lupa di beli ya! Buruan dateng ke toko buku dan cari buku warna pink yang kece ini!


#KafeCinta


PS: selain proyek 2 buku baru, gue juga lagi ada pembicaraan serius tentang buku #KafeCinta. Tunggu tanggal mainnya! :p



Salam #titikduabintang



@catatansiDoy

Wednesday, May 15, 2013

Segala Tentangmu (feat. @iwps_)

Ada hati yang kini mulai retak.
Ingin mengungkapkan, namun kepada siapa?
Bukankah memang ia tak pernah nyata?
Sang terkasih yang hanya bisa kumiliki sebagian saja.
Bahkan ia tak pernah menganggapku ada.

Hanya kepada rasa iba aku bertaruh demi serpihan hati yang telah berserakan.
Kepada kamu, yang menjadikan derita kian terasa.
Kepada kamu, pujaan hati yang pantas untuk dinanti.
Ini aku yang telah menjadi budakmu.

Kau tahu?
Mengejarmu tak semudah menyayat nadi ini hingga ada luka.
Namun, kehilanganmu jauh lebih pedih.
Bantulah aku sedikit saja.

Aku sadar hati ini hanya setengah dalam raga dan kamu pemilik sebagian lagi.
Dan jantungku adalah pusat segala tentangmu.
Memompa namamu dan perasaan dalam tiap nadiku.

:')

Soundcloud

Thursday, May 2, 2013

Perempuan Dalam Mimpi [Episode 2]

(Lanjutan dari episode-1)

"Kamu mengenalku?"

"Tidak."

"Tapi, sepertinya aku mengenalmu. Bahkan sebelum kita bertemu di kafe ini kemarin."

"Mungkin kamu salah orang. Maaf, aku harus pergi."

Sama seperti kemarin, wanita itu langsung beranjak pergi dari kursinya.

Wanita yang sama, tempat yang sama dan penolakkan yang sama. Dejavu, mungkin itu kata yang tepat.

Belum selesai aku merenung dalam lamunan tanpa ujung, kudengar suara rem berdecit sangat keras. Suara itu membuatku terkejut dan lamunanku buyar seketika.

Aku menolehkan kepala ke arah jalan raya yang tampak seperti lautan manusia. Mereka berbondong-bondong menghampiri sesosok tubuh yang tergeletak di tengah jalan.

Kulihat darah segar di sekitar bajunya, sepertinya seorang wanita baru saja tertabrak mobil.

Tunggu, sepertinya aku mengenalnya. Itu... itu wanita yang tadi aku ajak bicara. Ya, wanita yang ada di dalam mimpiku.

Tanpa pikir panjang, aku segera berlari menghampiri kerumunan itu. Membelah lautan manusia yang tercengang melihat kondisi sang wanita.

Aku berhenti tepat di samping mayatnya, ingin muntah, namun aku menahan sekuat tenaga. Wanita itu tewas di tempat dengan tubuh penuh darah dan beberapa tulang patah. Sangat mengerikan.

Baru saja aku membalikkan badan untuk berjalan kembali menuju kafe, tiba-tiba aku merasakan cengkraman di kaki kananku. Seseorang mencengkramnya dengan kuat, sangat kuat sampai aku tak mampu menggerakannya ke depan.

Kuputar pandanganku, melihat ke belakang. Berusaha menghardik orang yang mengganggu langkahku. Namun, aku terpaku. Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang kulihat. Mataku terbelalak lebar, tubuhku bergetar, seketika keringat dingin mengucur di keningku. Wanita yang tertabrak - dan seharusnya sudah tewas di tempat - itu memandangku dengan mata merah beserta wajah penuh darah, tangannya menggenggam kaki kananku dengan sangat kuat. Padahal, lengannya bengkok akibat tulang yang patah. Dengan posisi terkapar, dia seperti bangkit dari kematiannya.

"GARA-GARA KAMU!" Pekiknya dengan suara yang serak dan berat. Tampak wajah penuh amarah dan penuh darah.

"KAMU!!! GARA-GARA KAMU!!!" Ulangnya dengan suara yang lebih keras dan membuatku merinding.

"Tidak! Bukan aku! TIDAK!!!" Aku berteriak sangat kencang karena ketakutan. Sampai akhirnya aku terbangun dari tidurku. Aku terduduk di atas kasurku dan meyadari semua hanya sebuah mimpi.

Aku memandang kamarku yang gelap, melihat ke arah jam di meja kecil yang terletak di samping kasurku. Masih pukul 03.47. Aku menghembuskan napasku perlahan, mengatur iramanya. Keringatku bercucuran, tubuhku terasa sangat lelah.

"Dia lagi, wanita itu muncul lagi dalam mimpiku. Namun, kali ini sangat menyeramkan." Gumamku.

(bersambung ke episode 3)