Tuesday, February 9, 2016

Tiga

Suatu pagi, saya memandangi wajahmu.
Saya tidak bermimpi, dalam bahagia saya lafalkan sebuah nama dalam doa sepertiga malamku.
Namamu.

Di siang hari, saya memeras keringat demi masa depanku. Pun mimpimu.
Saya mengisi hari, bersujud pada-Nya siang dan petang sambil menyelipkan namamu. Lagi-lagi kamu.

Malam hari, tanpa mengeluhkan lelahku. Waktu saya bagi padamu.
Kau menggenggam tanganku erat dan berkata, "saya mencintaimu." Pun saya, mencintaimu lebih dari yang kau mau.

Suatu hari, kau hempaskan rasaku. Kau meminta ampunan padaku. Saya meminta ampunan pada-Nya. Karena, saya pernah memohon, jika suatu hari kita tidak mampu bersama, lebih baik Ia membawaku pulang dan menghentikan napasku. Lagi-lagi aku.

Demi tawa dan bahagia kita yang satu. Saya bertahan dalam suatu hari yang biasa. Seolah tidak ada isak tangis dan menjalani semua dengan senyum tanpa paksa. Saya memohon pada-Nya, jangan (lagi) mati rasa.

1 comment: