Thursday, January 10, 2013

Kamu





Indah saat kita belum berjumpa dan saat pertama berjumpa.
Kau genggam lenganku, membelai bahuku.
Sekarang semua sirna.

Memangnya kau masih selembut itu?
Apa bagimu, kau saja yang terluka?
Aku ini apa di matamu?

Kau maki aku karena satu kesalahan bodoh yang terjadi.
Kemudian, semua rasamu hilang seiring kebahagiaan yang pernah ada.
Lalu, semua kata dariku tak lagi kau hiraukan.
Tak manis seperti dulu, tak peduli seperti waktu itu.
Sekarang kita hanya berdiam diri.

Belaianmu, genggaman tanganmu, pelukanmu.
Semua sudah hilang untukku.
Jadi, sebaiknya kau miliki saja dia yang mengerti segalanya untukmu.

Bukan aku, seseorang yang baru.
Bukan aku, yang tak layak untukmu.

Kau kan kubiarkan bahagia bersamanya, itu kebahagiaan untukmu.
Dan aku akan tersenyum sesambil menatap tiap senyummu yang pernah ada untukku itu.

Bagiku, semua telah kuberikan.
Kejujuranku telah kupaparkan.
Kesalahan menghapus indahku di matamu.
Mungkin, memang dia lebih baik untukmu.

Ku akan melepasmu demi kebahagiaan.
Kupikir percuma saja semua tetap melaju ke depan.
Sementara sakit yang kau rasakan tak pernah hilang.

Sepertinya awal kita bahagia.
Semakin berjalan kau anggap dirimu terluka.
Semakin lama, semakin dingin dan semua tak seperti biasa.

Buatmu, setiap ucapanku adalah kekacauan.
Sekarang semua tak ada kepastian.
Sudahi saja semua, kau bersamanya adalah jalan terindah untukmu.

Aku rindu saat itu.
Saat kita belum bertemu dan saat kita pertama bertemu.
Masih terasa sentuhan tangan di jemariku.
Selamat tinggal, sayang.


1 comment: