Thursday, January 9, 2014

Cerita Semalam

taken from google.com



Sekarang ini aku sedang menghadap layar laptop sendirian. Di hadapanku hanya ada selembar halaman kosong yang entah ingin aku apakan. Pernah kamu merasakan bagaimana kosongnya pikiran, hati, bahkan mungkin kehidupanmu juga terasa sangat menjemukan? Mungkin, aku sedang merasakannya sekarang.


Sedikit melamun ke luar jendela, jendela di sebelah kiriku sambil memandang bintang tentunya. Apa kau masih ingat bagaimana aku sangat suka duduk di tepi jendela? Mungkin kamu lupa. Karena, kebahagiaan yang baru selalu mengganti kebahagiaan yang lama. Seperti biasa, orang melupakan yang sudah lama terlewatkan kalau bahagia. 


Nanti, suatu hari nanti, saat kau merasa sedih, kau baru mengingat kembali hal-hal indah yang sudah terlewatkan itu. Tetapi, tentu saja aku tidak ingin kau terluka, sedih, atau merana. Yang aku inginkan hanya kita dapat bahagia dengan jalan masing-masing tanpa saling mengganggu satu sama lain.



Bukan hal penting untuk menceritakan semua ini, kan? Masa lalu, entah masa depan, ataupun kehidupan kita sekarang. Di mana kita hidup masing-masing untuk mencari kebahagiaan dan melupakan hal-hal yang sudah kita tinggalkan. 


Beranjak, katamu. 
Melangkah maju, kata mereka. 
Sedangkan buatku, semua masih terasa sama saja, jemu.


Kadang, aku hanya ingin sekedar bertanya, "Bagaimana kabarmu sekarang?", namun pada akhirnya, aku tidak mampu mengatakannya. Sepertinya kata-kata itu hanya berhenti di kerongkonganku, lidahku berkelit tak memihak padaku. Saat aku ingin menuliskannya padamu, jemariku terpaku kaku, tak bergerak seperti mauku. Kata orang, "saat kau ingin melakukan sesuatu dan tidak mampu, sebaiknya jangan dilakukan. Mungkin bukan sekarang, suatu saat nanti baru bisa kau kerjakan.", aku setuju. Nanti saja, aku baru mengatakan ataupun menuliskannya padamu.


Aku tahu, kau masih mengingat bagaimana kita berbahagia dulu. Aku sangat tahu, bagaimana kamu masih ingat hal-hal kecil dalam kebahagiaan kita yang pernah satu. Tentu saja aku sangat tahu, kita sering berbincang sesambil meneguk sedikit kopi di mana pun kita terduduk saat itu. Sejujurnya aku memang tahu semua tentangmu, karena sampai saat ini aku masih mengawasimu dalam bisu.


Cemburu melihatmu bersamanya? Memang, kadang aku merasa cemburu dan sia-sia. Kemarin, ah, bukan... maksud aku, beberapa waktu lalu, saat kau meninggalkanku. Aku merasa sangat kehilangan, kehilangan sebuah penyangga yang mampu mengimbangi dan membuatku tersenyum gembira. Sekarang, semua hanya sekilas sejarah di dalam kepala yang sulit untuk dihapuskan. Seperti pahatan di sebuah batu yang tak mungkin kembali utuh, kisah kita tetap abadi dan tak bisa kembali ke bentuk semula sebelum kita mengenal dan bersatu.


"Bagaimana kabarmu hari ini? Bahagia kah bersamanya? Semoga saja. Karena mantan  sepertimu pantas untuk disapa kembali, tanpa maksud untuk mengingat dan saling menyakiti lagi."




Yogyakarta.

5 comments:

  1. Crtanya bgus kak,crtanya gk ribet2 gtu hehe

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. aku suka kalimat ini.. "semua hanya sekilas sejarah di dalam kepala yang sulit untuk dihapuskan" :))

      Delete